Kamis, 27 September 2012

Lirik dan Cord Lagu JIKA ENGKAU -- NOAH



 CORD  JIKA ENGKAU -- NOAH



[intro] A C#m A C#m

A
Apa yang telah terjadi
C#m
yang telah membuat kau tak mengerti
A
Maaf ku tak sadari
C#m
hingga membuat kau ingin pergi

[int] A C#m

A
Saat ku tak bicara
C#m
berjuta kata yang ku ungkapkan
A
Walau kau tak merasa
C#m
cinta yang ada begitu nyata

F#m E
Ku ingin engkau tahu berartinya dirimu
F#m E
Ku tak inginkan kau ragu aku kan bertahan dalam hidupmu

[chorus]

A
Jika engkau pergi hilang dariku
C#m
Meninggalkan mimpi dalam tidurku
Bm E
bersamamu dan tanpamu

[int] A F#m C#m
A F#m C#m E

F#m E
Ku ingin engkau tahu berartinya dirimu
F#m E
Ku tak inginkan kau ragu aku kan bertahan dalam hidupmu

[chorus]

A
Jika engkau pergi hilang dariku
C#m
Meninggalkan mimpi dalam tidurku
Bm E
bersamamu dan tanpamu
A
Jika engkau pergi hilang dariku
C#m
Meninggalkan mimpi dalam tidurku
Bm E
bersamamu dan tanpamu

[outro] A C#m Bm E A

Sabtu, 18 Agustus 2012

Adab Do'a Agar Terkabul

1.  Memurnikan Niat untuk Allah.
2.  diawali dengan pujian dan sanjungan kepada allah swt, kemudian shalawat kepada Nabi saw.  Demikian pula disaat mengakhiri doa.
3.  mantap dalam berdoa dan yakin akan terkabulkan.
4.  memohon dengan penuh kerendahan dan tidak tergesa gesa.
5.  hati benar benar hadir.
6.  tetap berdoa, baik dalam keadaan senang maupun ketika mendapat kesulitan.
7.  tidak memohon kecuali hanya kepada allah.
8.  tidak memohon keburukan atas keluarga, harta, anak maupun diri sendiri.
9.  melembutkan suara dalam berdoa, antara perasaan takut dan suara keras.
10. mengakui dosa dosa yang telah diperbuat dan memohon ampunan serta mengakui segala kenikmatan dan mensyukurinya.

Kamis, 16 Agustus 2012

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Asumsi-asumsi yang melandasi program-program pendidikan seringkali tidak sejalan dengan hakekat belajar, hakekat orang yang belajar danhakekat orang yang mengajar. Dunia pendidan, lebih khusus lagi dunia belajar, didekati degan paradigm yang tidak mampu menggambarkan hakekat belajar dan pembelajaran secara komprehensif. Praktik-praktik pendidikan dan pembelajaran sangat diwarnai oleh landasan teoritik dan konseptual yang tidak akurat. Pendidikan dan pembelajaran selama ini hanya mengagungkan pada pembentukan perilaku keseragaman, dengan harapan akan menghasilkan keteraturan. Ketertiban, dan kepastian (Degeng, 2000). Pembentukan ini dilakukan dengan kebijakan penyeragaman pada berbagai hal di sekolah. Paradigm pendidikan yang mengagungkan keseragaman ternyata telah berhasil mengajarkan anak-anak untuk mengabaikan keberagaman/perbedaan.
Dari uraian di atas maka para pendidik dan para perancang pendidikan serta pengembangan program-program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya pemahana terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Berbagai teori belajar dan pembelajaran seperti teori behaviouristik, kognitif, konstruktivitas, dll, penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi.





B.    Rumusan Masalah
Agar tidak melebar dari materi yang akan dibahas, maka kami akan  membatasi makalah yaitu:
1.    Apa pengertian teori pendidikan ?
2.    Apa perbedaan antara teori dan praktek dalam pendidikan ?
3.    Apa saja macam-macam teori belajar ?
4.    Bagaimana hubungan teori belajar dengan pembelajaran IPA ?

C.    Tujuan Masalah
Penulis dalam menyusun makalah ini bertujuan agar:
1.    Dapat mengerti apa itu teori pendidikan .
2.    Memahami perbedaan antara teori dan praktek dalam pendidikan.
3.    Mengetahui macam-macam teori belajar    .
4.    Memahami bagaimana hubungan teori belajar dengan pembelajaran IPA.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Teori Pendidikan
Menurut Moore istilah teori merujuk pada suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi seperti adanya. Selain itu teori juga merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang mungkin terjadi di masa datang. Pengertian ini mengandung makna bahwa fungsi teori adalah melakukan prediksi. Teori juga diartikan sebagai kebalikan dari sebuah praktek. Moore menambahkan bahwa hakekat teori pada dasarnya adalah penjelasan terhadap sesuatu. Dari pengertian tersebut peran teori adalah sebagai penjelasan tentang sejumlah asumsi, sesuatu yang terjadi, telah terjadi, dan akan terjadi. Sejumlah aspek ini merujuk pada pola dari teori sebagai alat untuk penjelasan logis dan membuat prediksi. Namun menurut Moore pengertian teori seperti ini merupakan pengertian yang digunakan dalam sains seperti fisika dan matematika. Sedangkan untuk kasus teori pendidikan pengertian tersebut tidaklah terlalu tepat.
Jika dihubungkan dengan pendidikan maka teori pendidikan merupakan seperangkat penjelasan yang rasional sistematis membahas tentang aspekaspek penting dalam pendidikan sebagai sebuah sistem. Mudyahardjo menjelaskan bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan. Nana S. Sukmadinata mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu:



1.    Pendidikan klasik,
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2.    Pendidikan pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis),
3.    Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
4.    Pendidikan interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.
B.    Perbedaan Antara Teori Dan Praktek Dalam Pendidikan
Dalam pembelajaran sehari – hari terutama di sekolah ada dua jenis pembelajaran yang biasa kita kenal, yaitu belajar teori dan belajar dengan praktek (learning by doing). Belajar teori adalah belajar mempelajari teori. seperti yang kita lakukan sehari – hari di kelas.  Sebaliknya belajar praktek adalah belajar menerapkan berbagai ilmu yang telah kita kuasai untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata.
Kedua pembelajaran tersebut harus berimbang dalam pelaksanaannya. Di Indonesia seringkali kita temui sekolah – sekolah yang hanya mengajarkan teori saja, dengan tujuan utama untuk lulus ujian. Belajar teori saja sebenarnya kurang baik karena pelajar hanya mengerti teori tanpa tahu bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Tentu saja hal ini sia sia.
Jika kita lihat akhir – akhir ini banyak sarjana yang kurang bisa dimanfaatkan perusahaan besar karena kurangnya kompetensi mereka. Hal ini salah satu penyebabnya ya tadi, yaitu karena terlalu banyak belajar teori.  Secara teori mereka menguasai, dibuktikan dengan bisa lulus ujian. Namun karena hanya menguasai teori, praktek tidak dikuasai sehingga tidak bisa mengaplikasikan ilmu mereka tadi.
Sebaliknya ada beberapa sekolah terutama sekolah modern dan internasional yang lebih mengutamakan praktek. Hal ini sebenarnya baik karena siswa akan terbiasa untuk mengaplikasikan ilmunya dan penyerapan ilmu juga lebih cepat karena kita mengalami sendiri penerapan ilmunya. Namun jika praktek tersebut tidak didasari dasar ilmu yang kuat berupa teori, tentu saja juga kurang baik.
C.    Macam-macam Teori Belajar
Dalam psikologi dan pendidikan pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan, pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia. Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks tentang pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.  Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1.    Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2.    Teori  Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3.    Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :
a.    Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar
b.    Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
c.    Memandu guru untuk mengelola kelas
d.    Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai
e.    Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif
f.    Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.
D.    Hubungan Teori Belajar dengan Pembelajaran IPA
Berdasarkan latar belakang dari hasil pembelajaran IPA kelas I banyak ditemukan hasil pembelajaran kurang sesuai dengan harapan kita. Menurut Piaget (William C. Crain, 1980) adalah benar bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru atau tenaga kependidikan, tetapi anak harus lebih aktif, oleh karena itu peserta didik harus dibimbing harus menemukan sesuatu yang dipelajarinya.
Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang dikelola guru bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan kualitas dalam pembelajaran yang dikelola guru dan kualitas pembelajaran tergantung bagaimana guru mendesain pembelajaran tersebut dalam pelaksanaan seperti bagaimana guru melibatkan keaktifan belajar siswa dan menghargai keberhasilan siswa yang kesemuanya berada dalam satu sistem pembelajaran.
Tingkat pencarian konsep yang dikemukakan oleh William C. Crain (1980) tentang proses belajar lebih bermakna adalah belajar yang melibatkan pengalaman langsung.
Dan untuk mencapai hal ini harus melalui proses pembelajaran interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan pembelajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Wujud interaksi pembelajaran bisa menggunakan berbagai media dan metode pembelajaran secara bervariasi.    Media dan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan sistem pembelajaran yang sukses dan dapat membantu kelancaran, efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian pembelajaran. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah demonstrasi (praktek nyata) dan diskusi. Jadi mata pelajaran IPA, media dan metode demonstrasi selain berhubungan erat untuk meningkatkan kemampuan dan minat siswa kelas I tentang membedakan gerak benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan dengan menggunakan metode demonstrasi, hal ini dikemukakan oleh (Piaget dalam Dahar) tentang pendidikan Sains, mengungkapkan bahwa belajar siswa merupakan proses konstruktif yang bahwa belajar siswa merupakan proses konstruktif yang menghendaki partisipasi siswa.
1.    Model Pembelajaran
Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstrukturis ini memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah disarankan oleh Bell agar pengetahuan siswa yang diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan miskonsepsi. Sebaliknya apabila guru tidak mempedulikan konsep atau pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan miskonsepsi yang terjadi akan semakin kompleks.
Menurut pandangan konstrukturis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasioanl atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat proses pembelajaran berlangsung, siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata.
2.    Hakikat IPA atau Sains
IPA atau didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alami, perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah yang menekankan pada hakikat IPA atau Sains. Secara rinci hakikat IPA atau Sains menurut Bridman adalah sebagai berikut:
a.    Kualitas pada dasarnya konsep-konsep IPA atau Sains selalu dapat dinyatakan dalam   bentuk angka-angka.
b.     Observasi dan eksperimen merupakan satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA atau Sains secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
c.    Ramalan (Prediksi) merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA atau Sains bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keturunan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
d.     Progresif dan Komunikatif, artinya IPA atau Sains itu selalu berkembang kea rah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
e.    Proses tahapan yang dilalui dan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.
f.     Universalitas kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
3.    Meningkatkan Daya Tarik Mata Pelajaran IPA
Disinyalir bahwa kelemahan guru IPA saat ini adalah kurang mampu membawa materi pelajaran kepada dunia nyata yang dihadapi anak-anak sehari-hari. Guru hanya bercerita di depan kelas dengan hanya sebatang kapur untuk menjelaskan suatu proses ataupun fenomena alam yang kompleks. Guru kurang mampu memberikan deskripsi yang jelas tentang materi yang diajarkan.

BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Teori pendidikan merupakan seperangkat penjelasan yang rasional sistematis membahas tentang aspekaspek penting dalam pendidikan sebagai sebuah sistem. Antara teori dan praktek keduanya harus seimbang dalam pelaksanaannya karena belajar hanya dengan teori tanpa adanya praktek atau tidah tahu bagaimana menerapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun sebaliknya, maka hal ini bisa dikatakan sia sia.
Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.
Hubungan teori belajar dengan pembelajaran ipa sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, kualitas pembelajaran tergantung bagaimana guru mendesain pembelajaran tersebut, seperti melibatkan keaktifan siswa dan menghargai keberhasilan siswa.

DAFTAR PUSTAKA


Sumber:
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu I. (Diktat Kuliah). Bandung: UPI Bandung.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek

prinsip - prinsip penggunaan Inkuiri

Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Makalah B.Inggris Flascard, puppet, and picture

BAB I
PENDAHULUAN

1.1          LATAR BELAKANG
Kita semua maklum bahwa kemampuan berbahasa Inggris merupakan suatu keharusan untuk bertahan dalam kompetisi global. kenyataannya, kemampuan berbahasa inggris di tingkat sekolah dasar (sd), sekolah menengah pertama (smp), sekolah menengah umum (smu), bahkan di tingkat perguruan tinggi pen belum optimal dan cenderung terjadi penurunan kualitas yang dimiliki siswa dari tahun ke tahun. dalam pembelajarn bahasa inggris tidak hanya lafal membacanya, tau artinya, setelah itu di ulang lagi esoknya mereka akan lupa.
faktor yang mempengaruhinya adalah model pembelajarannya cara pengaplikasiannya terhadap materi yang akan di sampaikan oleh seorang guru kepada muridnya. kadang kala guru harus memutar otaknya agar pembelajarannya itu menarik, menyenangkan bahkan dapat di ingat sampai nanti dewasa. misalkan dalam penggunaan media Flashcard, Puppet, dan Picture. disini pasti banyak menggunakan media gambar yang menarik bagi siswa, tidak hanya menarik saja akan tetapi edukasinyapun dapat dikatakan cepat dipahami oleh anak sd. flashcard suatu media yang banyak digemari siswa sd pada kelas rendah karena anak pada saat itu anak tertarik dengan hal hal yang real atau benda nyata, di tambah dengan ada pengucapanya juga. puppet berbentuk boneka tangan yang dibuat supaya dalam pembelajaran story telling siswa akan tertarik karna ada sebuah media penghantarnya yang unik.
penggunaan media ini diharapkan memudahkan siswa siswa dalam belajar bahasa inggris, dengan adanya sebuah gambar yang unik bagi anak anak dan menyenangkan.

1.2    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di kemukakan adalah sebagai berikut:
1.    Apa itu media flashcard, puppet, dan picture?
2.    Bagaimana cara menerapkan media flashcard, puppet, dan picture?

1.3         TUJUAN
berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.    Siswa dapat memahami pengertian flashcard, puppet, dan picture.
2.    mengetahui cara menerapkan media flashcard, puppet, dan picture.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1          MEDIA FLASHCARD
Education Flashcards, sebuah terobosan dalam bidang pendidikan anak yang menggunakan sejumlah kartu sebagai alat bantu belajar. Satu menulis pertanyaan pada kartu dan halaman sebaliknya jawaban. Flashcards tahan kosakata, tanggal sejarah, formula atau topik yang dapat dipelajari melalui pertanyaan dan format jawaban. Flashcards banyak digunakan sebagai latihan pembelajaran untuk membantu menghafal dengan cara pengulangan berkala.
Flashcard merupakan sekumpulan kartu-kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata , gambar-gambar pada flashcard biasanya dikelompokkan antaralain seri binatang, pakaian, buah-buahan, warna dsb. Cocok untuk pelajaran kosa kata dan membaca.
 Metode kids Flashcards memungkinkan balita mampu untuk belajar membaca dengan cara mengingat gambar dan bentuk.  Dalam hal ini perkembangan otak kanan anak, melalui baby education yang terstimulasi sejak dini.
Baby Flashcards adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara menunjukkan gambar dari baby card secara cepat untuk memicu otak bayi anda agar dapat merima informasi yang ada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk membantu bayi anda belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia sedini mungkin.



Manfaat dari metode Education Flashcards antara lain adalah :
* Bayi anda akan dapat membaca pada usia sedini mungkin lewat Education Card,
* Mengembangkan daya ingat otak kanan melalui Kartu Belajar,
* Melatih kemampuan konsentrasi dari bayi melalui Kartu Anak,
* Memperbanyak perbendaharaan kata dari bayi melalui Baby Flashcards.

Cara Belajar Membaca Menggunakan Flash Card
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang penggunaan flash card:
1.    Flash card sebaiknya disusun dan dikelompokkan berdasarkan subyek  yang sama
2.    Untuk flash card yang bergambar, gambarnya harus berukuran cukup besar dan jelas
3.    Flash card gambar hanya berisi 1 gambar untuk setiap kartu, tanpa latar belakang apapun
4.    Ketika Anda menunjukkan kartu tersebut kepada anak Anda, usahakan tidak terlalu lama. Cukup sekitar 1 detik
5.    Ketika anak Anda terlihat bosan, segera hentikan aktifitas belajar. Ingat, proses belajar jangan sampai dipaksakan dan jangan terlalu ingin cepat melihat hasil
6.    Adakan kegiatan ini hanya ketika anak Anda sedang baik perasaannya. Jangan sekali-kali mengadakannya ketika ia sedang lelah, sakit, atau rewel
7.    Pastikan juga Anda sedang dalam keadaan senang ketika mengajarkan si anak membaca. Dengan begini, suasana belajar-mengajar menjadi menyenangkan
8.    Ketika anak Anda selesai mempelajari 1 set flash card, Anda bisa beralih ke set berikutnya sehingga ia selalu mempelajari sesuatu yang bar
2.2         PUPPET
Boneka tangan ( Hand Puppet ) adalah boneka yang biasanya terbuat dari kain/sarung dan di bagian bawahnya ada lubang untuk memasukkan tangan kita. Opera boneka tangan dimainkan oleh pemain boneka tangan dengan cara memasukkan tangannya kedalam boneka tersebut. Pemain boneka tangan bisa menggerakkan kepalanya ataupun tangan boneka sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh pemain boneka tangan atau jalan cerita sang boneka. Misalnya, jika sang boneka mengatakan iya atau setuju, pemain boneka tangan bisa menggerakkan kepala boneka kebawah ( mengangguk ). Atau jika sang boneka tidak setuju atau  ingin mengatakan tidak, maka sang pemain boneka tangan bisa menggerakkan kepala boneka ke kiri dan ke kanan ( menggeleng ).
Pemain boneka tangan biasanya menyuarakan boneka melalui suara perutnya, atau ada pula yang diisi oleh suara aslinya.
Mengajarkan Bahasa Inggris pada anak-anak (Young Learners) membutuhkan strategi terencana agar mereka termotivasi untuk belajar. Ciptakanlah hal-hal yang membuat mereka tertarik secara visual terlebih dahulu untuk selanjutnya menggiring mereka kepada materi yang akan diajarkan. Scott and Ytreberg (1990) menjelaskan, “Their own understanding comes through hands and eyes and ears. The physical world is dominant at all times.”
Cara Menerapkan Hand Puppet
Salah satu cara agar perhatian mereka terpusat pada pembelajaran adalah penggunaan alat atau media pembelajaran yang efektif . Penggunaan hand puppet (boneka tangan) menjadi salah satu cara jitu yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD terutama di kelas rendah 1 -2. Hand puppet ini bisa guru gunakan dalam mengajarkan introduction; telling names, ages, hobbies pun ketika anak-anak belajar  greetings .
Berikut contoh penggunaan boneka tangan  ketika belajar introduction:
1.    Gunakan hand puppet sebagai model dalam memperkenalkan diri. contoh: Hello my name is …  I am six years old. My hobby is swimming dst.  Guru dapat merubah- rubah suara sesuai tokoh agar lebih menarik lagi.
2.    Hand puppet juga dapat digunakan saat guru berdialog dengan siswa baik secara klasikal maupun individual. Dari pengalaman saya, anak-anak sangat senang sekali jika diajak berdialog dengan hand puppet ini. Dijamin mereka akan mengacungkan tangan tinggi-tinggi agar diberi kesempatan untuk dekat dengan si boneka tangan.
3.    Dan akhirnya berilah kesempatan kepada mereka untuk memainkan boneka tangan sambil berdialog dengan temannya di muka kelas.

2.3     PICTURE
Menggambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Gambar-gambar yang mereka hasilkan menunjukkan tingkat kreativitas masing-masing anak.
Orang tua yang peduli dengan perkembangan kreativitas putra-putrinya biasanya akan mengikutkan mereka Kursus Gambar, kursus melukis sejak dini. Semakin muda usia anak, semakin mudah diarahkan.
Menurut pelukis senior sekaligus pengajar lukis Asri Nugroho, usia yang paling baik bagi anak untuk belajar melukis atau ikut kursus gambar adalah empat tahun. Pada masa tersebut, anak-anak paling suka bermain-main. Karena itu, gambar-gambar kartun yang mereka hasilkan bisa beragam, bergantung kesukaan masing-masing anak. “Ketika anak usia empat tahun belajar melukis atau kursus gambar, mereka harus dibiarkan dan terus dipuji. Tindakan tersebut bisa memancing kreativitas dia,” ujarnya.
Memasuki usia sekolah dasar, gambar yang dihasilkan mulai berbentuk. Pada usia 11 sampai 12 tahun, fantasi anak yang dituangkan dalam gambar lebih terlihat. “Bisa dibilang, pada usia ini, gambar kartun mereka itu sedang bagus-bagusnya,” kata pelukis yang tinggal di Perumahan Gunung Sari Indah tersebut.
Menurut Asri, saat ini ada banyak alternatif peralatan melukis. Namun, yang paling tepat bagi anak-anak usia TK hingga SD adalah krayon atau pensil warna. ”Karena mereka belum tahu materi dan sifat dari peralatan menggambar tersebut,”
Aktivitas mewarnai sudah menjadi bagian dari kehidupan si kecil, bukan hanya sebagai kegiatan untuk mengisi waktu kosong anak, tapi juga sebagai aktualisasi diri anak dalam bidang seni.
Mewarnai Merupakan Media Berekspresi Seperti halnya orang dewasa, aktifitas mewarnai terutama mewarnai bidang kosong merupakan cara bagi si kecil untuk mengungkapkan perasaaan dirinya. Melalui gambar yang dibuatnya dapat terlihat apa yang sedang dirasakannya apakah itu perasaan gembira atau malah perasaan sedih. Sebagai contoh, bila si kecil menggambar bentuk-bentuk suram seperti tengkorak dan sebagainya, hal tersebut dapat dijadikan pertanda bahwa si kecil sedang ada masalah dan butuh bantuan anda. Sebaliknya gambar-gambar ceria seperti matahari, dan sebagainya menandakan si Kecil sedang bahagia dan merasa senang.








BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Education Flashcards, sebuah terobosan dalam bidang pendidikan anak yang menggunakan sejumlah kartu sebagai alat bantu belajar.  Satu menulis pertanyaan pada kartu dan halaman sebaliknya jawaban.
Manfaat dari metode Education Flashcards antara lain adalah :
* Bayi anda akan dapat membaca pada usia sedini mungkin lewat Education Card,
* Mengembangkan daya ingat otak kanan melalui Kartu Belajar,
* Melatih kemampuan konsentrasi dari bayi melalui Kartu Anak,
* Memperbanyak perbendaharaan kata dari bayi melalui Baby Flashcards.
Boneka tangan ( Hand Puppet ) adalah boneka yang biasanya terbuat dari kain/sarung dan di bagian bawahnya ada lubang untuk memasukkan tangan kita. Opera boneka tangan dimainkan oleh pemain boneka tangan dengan cara memasukkan tangannya kedalam boneka tersebut.
Menggambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka


B.    SARAN
saran dari kami adalah semoga makalah yang kami buat ini bisa sedikit bermanfaat buat teman teman pembaca. dan apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini mohon kritik dan saran dari pembaca.
dan masih banyak media media yang bermanfaat bagi pembelajaran bahasa inggris dan sumber buku yang ada.

Minggu, 12 Agustus 2012

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

1.    Langkah-langlah penelitian
a.    Mengidentifikasi masalah
b.    Study pendahuluan
c.    Merumuskan masalah
d.    Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis
e.    Memilih pendekatan
f.    Menentukan variabel dan sumber data
g.    Menentukan dan menyusun instrumen
h.    Mengumpulkan data
i.    Menganalisis data
j.    Menarik kesimpulan dan rekomendasi
k.    Menyusun laporan.

2.    Penjelasan langkah-langkah penelitian
a.    Mengidentifikasi masalah
Sebuah masalah harus bisa dirasakan, dilihat, sebagai suatu hambatan yang harus di selesaikan, karna sebuah penelitian beranjak dari sebuah masalah yang di temukan.
b.    Kemudian studi pendahuluan
Setelah mengetahuan masalah, maka langkah selanjutnya adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan disini maksudnya. Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari permasalahan yang belum tercapai.
c.    Merumuskan masalah
Setelah masalah teridentifikasi, maka lalu perlu di rumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebutakan di tentukan metode pengumpulan data, pengolahan data, maupun analisis dan penyimpulan hasil penelitian.
d.    Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis
Dapat di artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara dari semua rumusan masalah, terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
e.    Memilih pendekatan
setelah kita merumuskan anggapan dasar atau hipotesis lalu kita pilih pendekatan atau metode untuk bisa di pakai dalam masalah yang terjadi yang kita temukan atau rasakan. Contohnya permasalahan meningkatkan daya kreatifitas siswa, nanti kita pilih pendekatan yang cocok buat permasalahan ini.
f.    Menentukan variabel dan sumber data
Perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional perlu, karena definisi operasinal itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.  Variabel dapat di bedakan atas kuantitatif dan kalitatif.

g.    Menentukan dan menyusun instrumen
Yaitu untuk mendapatkan data yang terpercaya diperlukan instrumen dan alat pengumpul datadan tehnik pengumpulan data yang memadai.
h.    Mengumpulkan data
Yaitu mengumpulkan data yang sudah ada dalam permasalahan,  setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Di seleksi atas dasar reliablitas dan validitas.
i.    Menganalisis data
Setelah terkumpul data yang di peroleh, maka data hasil olahan tersebut harus di analisis, untuk data kuantitatif (data dalam bentuk bilangan) di analisis secara statistik, untuk data yang bersifat kualitatif dilakukan secara non statistik.
j.    Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Dari  data yang ada atau yang di dapat setelah melakukan penelitian, kita cari solusi dari permasalahan tersebut lalu di simpulkan apakah solusi yang kita berikan efektif/ cocok .bila cocok ataupun tidak cocok, kita beri rekomendasi yang bertujuan mengektifkan solusi.
k.    Menyusun laporan
Kemudian data yang sudah terkumpul, yang  sudah di analisis dan sudah ada kesimpulannya maka di susunlah suatu laporan tentang penelitian. Secara tersusun.

3.    Masalah yang penting untuk di teliti

 a. Sebuah masalah
“ Daya kreatifitas terhadap pembelajaran matematika”

b. solusinya
“ dengan menggunakan metode pemecahan masalah, pembelajaran matematika, aktifitas, kreatifitas.  metode pemecahan masalah sangat tepat untuk diterapkan sebagai solusi untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Karena metode pemecahan masalah sendiri diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dengan menggunakan metode pemecahan masalah siswa dituntut keaktifannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta dituntut kreativitasnya dalam menyelesaikan soal- soal yang memang menuntut mereka untuk berfikir kreatif ”
c. judul penelitian
“ meningkatkan daya kreatifitas siswa terhadap pembelajaran matematika”

4.    Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:

Apakah dengan menggunakan metode pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa?


5.    A. Variabel
Merupakan karakteristik atau keadaan atau kondisi suatu obyek yang mepunyai variasi nilai. Fungsi variabel dibedakan atas tiga fungsi : variabel sebab, variabel penghubung, dan variabel akibat.

b. populasi
yaitu jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atas individu yang karakteristiknya hendak di duga. Satuan-satuan ini disebut unit analisa. Unit analisa merupakan orang, tanah pertanian dll.

c. sampel
sebagian dari populasi yang berkarakteristik mewakili karakteristik populasinya. Satuan satuan yang akan di teliti di dalam sampel dari dinamika unit sampel. Keseluruhan unit sampel membentuk kerangka sampel. Kerangka samel mungkin merupakan daftar dari kumpulan orang.

Selamat Datang Di Blog Baru Saya dan blog pertama saya

setelah lama mencari, mempelajari dan memahami tentag blog, dengan kesabaran yang ada. alhamdulilah blog selesai dibuat. api masih perlu banyak sekali yang harus di bereskan. semoga bisa bermanfaat untuk saya pribadi dan semuanya amin